Title : Lunar
Chapter : 3/?
Author : Shiro Usagi
Genre : fantasy, romance, sci-fi, friendship, angst
Warnings : language, abal dan gaje
Rating : PG-13
Pairing/characters : Ruki/Liv (OC) or Fag/Bitch, Aoi/Uruha, Reita/Nyx, Kai/Smitha
Disclaimer : The GazettE bukan punya saya TAT
Synopsis : Apakah kalian pernah mendengar soal kejadian Lunar? Di mana seorang elf yang Cuma ingin membuat desa nya lebih tentram harus melawan kejinya takdir? Di mana semua makhluk ikut berpartisi pasi dalam pesta pertumpahan darah ini? Pasti belum kan? Ini terjadi beribu-ribu tahun yang lalu, di mana sihir dan makhluk legenda masih hidup dan menyatu dengan damai… mari aku beritahu bagaimana ceritanya…
Comment : enjoy~
“diaa…” semua mata tertuju pada sang warlock itu, menatapnya dengan penuh ingin tahu dan harapan.
“she’s just a bitch of the bitches ok? Nothing special about her.. and I was, like, just wanted to help her… did it sounds wrong?” kata Ruki yang kembali ke sifat aslinya, dan semuanya langsung jatuh ke lantai karena kaget dan kecewa medengar jawaban Ruki.
“hmm…. Ini juga.. wah ternyata juga ada ini” Liv yang keluar mencari angin berakhir mencari tumbuh-tumbuhan yang berguna untuk pengobatan dan juga makanan, ia tahu kalau perjalanan ini tidak akan menjadi perjalanan biasa, jadi ia mengambil sebanyak mungkin herbal yang ada disini.
“untung saja aku berpakaian lengkap sebelum dia membiusku” gumam Liv yang berdiri dan menyusun herbalnya ke dalam kantung yang merupakan ikat pinggangnya, ikat pinggangnya adalah ikat pinggang kantung yang terbuat dari kulit, terdapat beberapa kanung dengan berbagai ukuran di sana, dan ia memakai 2 ikat pinggang yang berbeda jenis. Satu yang kecil dengan kantung-kantung yang berisi obat dan bebatuan, dan satu lagi berisi bahan ledakkan, bom buatan sendiri dan berbagai senjata tajam kecil.
“tapi aku tidak menyangka mereka semua akan menolongku, pasti ada apa-apa” gumam Liv lagi sambil menatap langit, ia menghela nafas panjang dan memetik sebuah bunga mawar merah yang ada di dekat sana.
“Apakah terjadi sesuatu di sana?” bisiknya lagi, lalu ia berjalan menuju rumah Ruki setelah merasa sudah mengambil cukup tumbuhan obat.
“jadi… gadis elf tadi yang akan kita antar,dan juga sekalian menemani Nyx mengerjakan misinya” kata Uruha yang duduk di tempat tidur kamar dia dan Aoi, Aoi sedang menyusun barang-barang mereka, sambil menjelaskan situasi pada Uruha yang telat datang tadi dan sudah berganti baju menjadi celana coklat berbahan kuat dengan kaus hitam di tutupi mantel hitam panjang, ia memasukkan beberapa baju dan juga beberapa botol obat-obatan ke dalam tas dia dan Uruha.
“Benar, ini akan menjadi perjalanan yang panjang. Kau juga menyadarinya kan?” tanya Aoi yang memberi Uruha sebuah cloack berwarna coklat, sang Nymph mengambilnya dan memakainya.
“hm… sebenarnya aku merasa tidak tenang, mereka semua berteriak, lama-lama kupingku bisa tidak bisa mendengar lagi nih..” keluh Uruha yang menggosok telinganya secara kasar, Aoi tersenyum kecil dan memegang kepala Uruha. “kita akan minta Smitha melakukan sesuatu tentang ini” kata Aoi pelan dan Uruha mengangguk dan menghembuskan nafasnya dengan kuat.
“Kai, apakah kau yakin ingin ikut?” tanya Smitha yang sedang duduk di rumah Kai, rumhnya kecil, hanya ada sebuah ruang tamu, dapur kecil dan tempat tidur yang di sekat dengan lemari buku. Kai yang sedang menyusun tasnya mengangguk dan menatap Smitha, lalu tersenyum yakin kepada penyihir itu.
“Benar, mungkin aku akan menyusahkan kalian… tapi tadi… Ruki memintaku untuk ikut, dan aku tidak bisa menolaknya” kata Kai pelan, dan Smitha terlihat sangat terkejut mendengarnya, ia membelalakkan matanya dan mulutnya menganga lebar. “Ru memintamu untuk pergi? Biasanya dia selalu ribut kalau kau pergi selangkah saja mejauhi daerah rumahnya , kenapa sekarang ia sampai memintamu untuk ikut?” tanya Smitha yang benar-benar tidak percaya, Kai tertawa keci dan mengambil beberapa buku dan memasukkan ke tasnya.
“Yeah, this shit is really going to be freaky.. makanya ia memintaku untuk ikut” kata Kai dan Smitha mendeham pelan. “dan aku harap tidak seburuk yang ia katakan” gumam Smitha dan Kai mendengus.
“Smitha, ayolah.. dia ini Ruki… bahkan bocah pun mengenalnya, kau tahu bagaimana kemampuannya kan?” tanya Kai dan Smitha memutar bola matanya dan menyandarkan dirinya di sandaran bangku itu. “tetapi gadis itu tidak mengenalnya, aku rasa itu sudah menghinanya” kata Smitha dan Kai tertawa mendengarnya dan mengangguk cepat.
“oh well… aku harap kita bisa menikmati perjalanan ini dengan pertunjukkan kecil antara 2 makhluk bawel itu” kata Kai yang memakai tasnya dan mengambil boot tebalnya , lalu duduk di sebelah Smitha dan memakainya, Smitha mendeham pelan dan mengusap kepala Kai pelan.
“kau tahu, aku bersyukur kau dan Ruki menemukan mantra untuk bisa menyentuhku” kata Kai pelan saat ia memakai sepatunya, penyihir itu tersenyum dan mendeham pelan lagi, ia merasakan perasaan hangat keluar dari hatinya, membuatnya merasa senang. “aku merasa terhormat mendengarnya” kata Smitha pelan.
“hei fag… sudah selesai?” tanya Liv yang baru masuk ke rumah Ruki dan menemukan Nyx sedang duduk dengan beberapa koper di sekitarnya.
“itu….”
“barang-barangku” kata Nyx singkat melihat Liv menunjuk kopernya yang tidak di katakan sedikit. Nyx meng-oh dan berjalan masuk menuju sebuah kamar, dan tanpa mengetuk pintunya Liv masuk saja dan ia membeku begitu menemukan seorang Ruki sedang setengah telanjang, ia hanya memakai boxer pendek yang ketat, selebihnya tidak ada, Liv melihat dari atas sampai bawah. Ruki memiliki kaki pendek tetapi berbentuk indah, pinggangnya kecil dan… his ass… termasuk sexy, tubuhnya tidak di penuhi otot, hampir tidak ada, tetapi terlihat begitu keras dan berbentuk bagus, tangannya agak panjang dan lentik, kulitnya putih, ia memiliki beberapa bekas luka di tubuhnya, yang menarik perhatian Liv adalah luka besar di punggung yang membentuk lingkaran dengan cabang, seperti terkena bola sihir yang kuat, tetapi ia menemukan kalau luka itu mengatakan kalau Ruki itu kuat, ia juga menemukan beberapa luka kecil di sana sini, tetapi entah kenapa Liv melihatnya bagaikan patung dengan ukiran, indah sekali, begitu indah hingga matanya tidak bisa lepas dari tubuh semampai Ruki. Ruki yang menyadari kehadiran seseorang, berbalik dan membeku juga melihat Liv yang menatapnya dengan mata membulat.
“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!”
“gyaaaaaaaaaaaaaa!!!!”
Semua yang ada di situ terkejut mendengar dua teriakkan yang menulikan telinga itu, Nyx sampai melompat terkejut, Aoi dan Uruha sampai jatuh dari tempat tidur di tengah-tengah making out lagi, Reita sampai hampir memecahkan vas bunga yang lagi di pegangnya dan ingin ia pindahkan.
“MY EYES!!! MY PURE EYES!! MY VIRGIN EYES!!!!” teriak Liv yang lari keluar dengan menutup matanya, Nyx yang melihat gadis itu keluar Cuma memegang dadanya dengan menatapnya bagaikan Liv adalah manusia paling gila di dunia ini.
“NOOOO!! MY BODY!! TERNODAI!!!!” teriak Ruki dari kamarnya dengan teriakkan melengking yang lain membuat Nyx dan yang lain menutup telinganya dengan kuat.
“those bitches.. tidak bisakah mereka diaaam!!??” teriak Uruha yang melompaat dari lantai dan menghentakkan kakinya sambil keluar dari kamar, Aoi cepat-cepat mengambil kedua tasnya dan milik Uruha dan mengikuti kekasihnya keluar kamar.
“what happened?” tanya Nyx yang melihat Ruki keluar dengan muka kesal sekali, ia sudah memakai celana panjang hitam ketat dengan rompi hitam panjang melewati paha bagian atasnya, ia juga memegang sebuah jaket panjang berwarna hitam dan tas sandang miliknya.
“that bitch!!! That fucking bitch! Telah menodai tubuhku!!!” seru Ruki sambil menggeram kuat dan mengepalkan tangannya dengan kuat.
“oi! Tak bisakah kalian diam untuk 5 menit saja!? Aku hampir saja menjatuhkan vas mu!!” seru Reita yang keluar dengan tanktop hitam dan celana cargo yang bagian bawahnya menggembung sedikit di hiasi dengan ikat pinggang kulit berwarna hitam lebar di pinggangnya dan beberapa rantai silver dan boot tentara berwarna hitam yang tebal, ia memakai sarung tangan fingerless putih dan membawa sebuah jacket kulit hitam dan tas ransel.
“RUKI!! Can’t you and that bitch shut up!?” kali ini Uruha yang turun dari atas dengan muka kesalnya.
“jangan salahkan aku! Like, salahkan bitch itu! Dia yang, like, telah menodai tubuhku!!” teriak Ruki pada mereka berdua.
“maksudmu?” tanya Nyx yang paling tenang di sana, Ruki menghela nafas lalu memakai mantelnya yang panjangnya hampir sama denga rompinya, lalu ia memeluk tubuhnya sendiri dan bergidik.
“dia !! dat bitch!! Like, saw my body!! My beautiful body!! Tidak bisakah dia, like, mengetuk pintu sebelum masuk!?” teriak Ruki sambil menggebrak meja.
“hanya tubuh mu saja kan!? Kami semua juga pernah melihatnya, jangan drama deh!” seru Uruha dengan kesal
“dia tidak melihat jr. mu kan?” tanya Aoi tiba-tiba dan muka Ruki memerah dan ia melihat lantai, Aoi menganga di ikuti yang lain. “d-don’t tell me” “no!!! of course not!!” teriak Ruki dan mereka menghela nafas mendengarnya.
“so what’s the problem? Dia hanya melihat tubuhmu saja kan? Tidak melihat masa depanmu, kayak gak pernah di liat aja” kata Uruha yang memutar bola matanya dan melipat kedua tangannya di depan dadanya dan mendengus kesal. Ruki menggeram pelan dan menyipitkan matanya pada Uruha.
“I don’t want that, like, ugly creature of bitch, melihat tubuh indahku” Ruki beralasan dan semua terlihat menahan emosinya begitu ia melontarkan kata itu, tidak memperdulikan teman-temannya Ruki berbalik dan mengambil sesuatu di atas meja kerjanya, sebuah kotak kecil yang terbuat dari emas dan di tutupi beberapa spell pelindung yang dengan mudah di buka oleh warlock itu. Ia membuka kotak indah itu dan mengeluarkan sebuah kalung dengan mainan berlian indah berwarna emas dengan bentuk gigi serigala, rantainya terbuat dari platinum asli berwarna perak.
“kotak itu… sudah 18 tahun kau tidak membukanya, kenapa sekarang kau buka?” tanya Reita heran, ia mengernyitkan dahinya lebih dalam begitu melihat senyum damai tertera di wajah Ruki saat melihat berlian emas itu, dengan hati-hati ia menggosokkan jari kecilnya ke berlian itu dan senyumnya mengembang. “karena sudah waktunya” jawab Ruki dengan nada mengandai. “ini mungkin bisa menolongku nanti” katanya pelan dan memasukkannya kembali ke dalam kotak kecil itu, menguncinya, memberinya mantra pelindung dan memasukkannya ke dalam tasnya.
“sepertinya semua sudah siap, aku bisa mencium bau Kai dan Smitha di dekat sini, sepertinya mereka sedang berbicara dengan Liv diluar” kata Aoi yang memberi Uruha sebuah tas sandang dan sepasang sandal berwarna hitam.
“aku harus memakainya?” tanya Uruha dengan wajah tidak senang, dan Aoi menjawabnya dengan anggukkan yakin dan wajah tegas, Uruha mendengus kesal dan duduk di sebuah kursi kayu lalu mengangkat satu kakinya. “pakaikan” perintahnya pada Aoi, Aoi tersenyum kecil lalu menggeleng. “yes, ma’am” kata Aoi dengan nada bercanda dan memakaikan sandal itu pada Uruha. Reita memakai tasnya dan membantu Nyx mengangkat barang-barangnya sedangkan Ruki keluar sambil memakai sarung tangan kulit hitam miliknya dan beberapa cincin berukuran besar sambil mengomel tentang bitch dan mengintip serta sopan santun. Begitu ia keluar ia menemukan Liv berbicara dengan santai dan ceria dengan Kai, jarak mereka memang jauh, tetapi mereka menikmati percakapan mereka, bahkan sesekali Kai tertawa kuat.
“Kai? Wah… sepertinya gadis itu tidak mengambil sisi buruk soal diri Kai sebenarnya… bagus deh” kata Reita dari belakang Ruki, lalu ia berjalan menuju kereta kuda yang sudah menunggu mereka. Tanpa sepengetahuan mereka semua, sang Warlock menyunggingkan senyum penuh bangga untuk gadis itu, lalu mendekati mereka.
“hey… ayo cepat pergi, kereta sudah siap” kata Ruki menepuk bahu Kai, ia melirik Liv dan melihat ekspresi gadis itu terlihat khawatir dan gelisah, bahkan ada semburat merah kecil di pipinya, tidak memperdulikannya Ruki langsung berbalik dan berjalan menuju kereta kuda. “aku akan menunggu Smitha dulu” ia dapat mendengar Kai mengatakan itu di ikuti langkah kaki yang cepat dan ringan di belakangnya.
“hey fag! Tu-tunggu!” seru Liv yang sulit menyamai langkah Ruki yang cepat, menghela nafas Ruki berhenti tiba-tiba di ikuti Liv yang juga berhenti, lalu sang warlock berbalik dan menatap Liv dengan perasaan terganggu, ia melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap ke bawah, menatap Liv yang telinganya meurun dan ia memainkan ujung rambutnya yang panjang itu.
“ada apa bitch?” tanya Ruki dengan ketus dan Liv terus menundukkan wajahnya, Ruki dapat melihat kalau wajahnya semakin merah.
“maaf soal tadi… harusnya aku mengetuk pintu dulu” gumam Liv pelan. Ruki memutar bola matanya, lalu menyentil dahi Liv dengan sengaja, keras sekali, membuat Liv mengeluh kesakitan sambil memegangdahinya.
“tidak usah dipikirkan, ayo cepat” kata Ruki pelan dan berbalik menuju kereta kuda, ia melihat Aoi dan Uruha sudah menaruh barang-barangnya di atas, begitu Aoi menyadari keberadaan Ruki, ia langsung tersenyum dan melemparkan kunci pada Ruki yang menangkapnya dengan mudah dan memasukkannya ke dalam kantungnya. Di belakangnya ada Liv yang merutuki Ruki karena jidatnya masih sakit.
“wah.. sudah mau berangkat ya?” tanya Smitha yang datang menghampiri Kai, Kai yang sedang melihat bunga putih yang ada di ujung batang pohon besar tempat dia duduk.
“kai? Ada apa?” tanya Smitha khawatir, Kai mendongakkan kepalanya dan melihat Smitha dengan senyum manisnya, lalu ia mengangkat tangannya dan menunjuk bunga itu.
“kau mau aku mengambil kan itu?” tanya Smitha dan Kai mengangguk, tanpa banyak tanya Smitha memetiknya dan berjalan ke arah Kai, tapi sebelum ia sampai Kai menghentikannya.
“simpan itu untukmu” kata Kai dengan senyum penuh kemenangan, apalagi begitu melihat wajah terkejut Smitha dan senyumnya.
“Terima kasih.. indah sekali” kata Smitha yang memberikan satu sihir ke bunga itu lalu berjalan kea rah Kai.
“tapi aku ingin kau memberinya dengan benar” kata Smitha dengan lembut dan duduk di sebelah Kai, Kai terlihat terkejut dan menggeleng kuat.
“a-aku tidak ingin membunuh bunga ini lagi” kata Kai pelan, Smitha tersenyum kecut dan meraih tangan Kai dengan tangan kosongnya. Lalu menuntunnya untuk menyentuh bunga itu, awalnya Kai begitu takut dan gemetaran, tetapi setelah ia meraih bunga kecil yang ada di tangan Smitha dan tidak melihat bunga itu layu dan menghitam, ia tersenyum lebar, cerah sekali, membuat siapa saja bisa tersenyum melihatnya.
“it… it… didn’t wither” kata Kai dengan kagum, ia menyentuh kelopaknya dengan pelan sekali, dan hati-hati, matanya besar dan mulutnya menganga, kagum dengan apa yang terjadi.
“now… give it to me properly” perintah Smitha dan Kai mengangguk kuat dengan senyum bahagia lalu ia menegakkan duduknya dan menghadap Smitha, secara perlahan ia menyelipkan bunga itu di telinga kanan Smitha dan menyisir rambutnya dengan jarinya.
“untukmu..” kata Kai yang suaranya hampir berupa bisikkan saja, Smitha tersenyum dengan semburat merah di pipinya.
“apakah mereka memiliki hubungan khusus?” tanya Liv pada Nyx yang sudah naik kereta kuda dan melihat pasangan itu berjalan ke arah mereka secara berdampingan.
“tidak, mereka tidak mempunyai hubungan seperti itu.” Jelas Nyx dan Liv meng-oh
“tapi mereka memiliki perasaan seperti itu antara satu sama lain” sambungnya dan Liv langsung menoleh ke arah Nyx dengan mata yang melebar.
“jadi? Tunggu apa lagi?” tanya Liv heran, ia menaikkan alisnya sebelah dan menatap Nyx dengan bingung.
“you see, those two are quite dumb about this stuff, so… kita hanya bisa menunggu hingga mereka menyadari perasaan mereka masing-masing” kata Reita yang masuk ke dalam kereta bersama Aoi, Uruha dan Ruki. Ruki duduk di sebelah Liv dan Uruha di sebelahnya, sedangkan Aoi di sebelah Reita yang duduk di sebelan Nyx. Liv melihat Ruki dari atas sampai bawah, heran kenapa ia mau dekat-dekat dengan Liv.
“what? Uruha like, tidak mau duduk di tengah, jadi aku, like, harus mengalah padanya atau ia tidak mau naik” kata Ruki dengan memutar bola matanya dan menyesuaikan posisi duduknya, Liv mendengus dan menyudut ke dinding, tidak mau dekat-dekat dengan Ruki sebelum ia atau Ruki memulai perang.
“yah… mereka berdua benar-benar tidak peka atau bodoh atau terlalu polos” kata Nyx dengan wajah tanpa ekspresi, lalu ia melihat Liv. “I mean, mereka sudah memiliki perasaan seperti itu lebih dari 1 abad, apa yang kau pikirkan tentang itu?” tanya Nyx dengan nada terganggu tetapi ekspresinya tidak berubah.
“WHAT!? Mereka menahan perasaan mereka selama itu!?” seru Liv tiba-tiba menyebabkan Ruki dan Uruha yang dekat dengannya melompat kaget.
“bitch! Would you mind to shut the fuck up!?” seru Ruki sambil menatap Liv dengan emosi.
“faggot… listen, I am surprised… there’s no way I can shut up if I am surprised. Like ‘oh aku terkejut~’” jelas Liv sambil menirukan gaya orang terkejut dengan suara pelan, membuat Reita dan Aoi menahan tawa.
“listen brat, jaga sikapmu sebelum kau ku beri racun atau ku gantung di pohon itu” ancam Uruha yang menyipitkan mata nya dan menatap Liv dengan menyeramkan, tetapi Liv tidak ambil pusing dan mengibaskan rambut panjangnya yang ada di depan kebelakang dengan dramatis, sambil bergumam whatever. Membuat Uruha menggeram dan membuang muka ke jendela satu lagi.
“but bitch, do you know?” tanya Ruki tiba-tiba dengan suara rendah, Liv yang penasaran menoleh dan menatap Ruki penasaran.
“what?” responnya dengan pelan dan mendekati Ruki. “I’ll tell you later” kata Ruki dengan suara pelan yang sama setelah ia melirik Nyx dan Reita yang berargumen kecil, Liv mengembungkan pipinya dan membuang mukanya, kecewa karena Ruki tak mau berbagi rahasia.
“you know bitches, kalau kalian berdua kompak begitu sebetulnya sangat tenang. Bahkan cocok” kata Aoi yang melihat Ruki dan Liv. Mendengar itu Ruki dan Liv saling bertatapan dengan mata membesar dan mulut menganga, lalu.
“NO WAY!!!” teriak mereka berdua di muka Aoi, membuat sang Fenrir melompat terkejut dan menutup telingannya.
“geez, I’m just saying, no need to be freaking loud” keluh Aoi yang mengusap-usap telinga serigalanya di bantu Uruha.
“I won’t be friend with this faggot” kata Liv dengan ekspresi tidak enak sambil menunjuk kea rah Ruki yang mengertakkan giginya, menahan amarah untuk tidak membunuh gadis elf ini
“dan aku juga, like tidak akan. I mean, like, never ever ever be friend with this bitch” kata Ruki dengan jengkel, mereka menatap satu sama lain lalu membuang muka dengan dramatis. Aoi menghela nafas melihat mereka dan memegang kepalanya sebagai rasa simpati atas ketidak akuran mereka berdua.
“okay stop it both of you.. we’re off” kata Nyx dan Liv merasakan kereta kuda yang ia naiki mulai bergerak dengan kecepatan sedang, ia melihat keluar jendela lalu teringat sesuatu.
“Kai dan Smitha?” tanya Liv yang menyadari kalau 2 orang lembut itu tidak ada di dalam kereta kuda mereka, Reita yang dari tadi memainkan jari-jari Nyx mengangkat kepalanya dan menunjuk keluar jendela.
“mencari kami?” tanya Kai yang ada di belakang Smitha, mereka menaiki sebuah sapu yang unik. Mata Liv membulat melihat mereka berdua, tidak menyangka kalau mereka akan menaiki itu
“what? Curang! Aku juga mau coba!” keluh Liv dengan kesal, Kai dan Smitha tertawa dengan kuat dan terbang menjauhi kereta kuda mereka, lalu ia merasakan kepalanya di pukul oleh Ruki yang sedang duduk santai di sebelahnya sambil membaca sebuah buku kecil.
“kau tahu Kai bagaimana kan? Tidak mungkin kita membunuh semuanya di sini” kata Ruki dengan ketus dan Liv menunduk mendengarnya, ia merasa bersalah karena membuat Ruki mengeluarkan kata-kata itu. Mungkin itu benar, tetapi ia tidak harus mengatakannya dengan seperti itu, ia merasa telah menyakiti Kai.
“ma-maaf” kata Liv dengan pelan dan penuh penyesalan. dan mereka semua memandang gadis yang sedang melamun itu dengan terkejut, tidak mereka sangka rasa simpatinya begitu besar atas makhluk berjenis lain.
“kau elf yang unik” kata Reita dengan senyum tulus terukir di wajah tampannya.
“Benar, biasanya kalian para elf akan bangga dengan darah mereka, yaah.. kau tahukan kalau mereka memiliki figure yang indah dengan berbagai kemampuan yang melebihi manusia biasa” sambung Nyx dan Liv yang sudah menatapnya dari tadi tersenyum manis mendengarnya, ia menunduk dan memainkan stocking fishnet nya itu. “almarhum ayahku dan guruku yang mengajarkan untuk saling menghormati, tentu aku bangga akan ras ku, tetapi aku tidak lupa kalau aku ini salah satu ras paling lemah dan juga semua ras pasti memiliki titik kelebihan dan kelemahan” kata Liv dengan lembut, Nyx, Aoi, Uruha dan Reita menatapnya dengan kagum. “hey brat , sekaraang aku mengerti, tidak salah ayahmu memilihmu menjadi kepala desa, aku rasa kau cocok menjalankan tugas itu” puji Uruha dan Liv merasa senang sekali mendengarnya, wajahnya memerah dan ia menunduk lebih dalam dengan telinga panjangnya yang bergerak-gerak. Sedangkan Ruki yang ada di sebelahnya hanya diam saja menatap halaman yang sama dengan ekspresi tidak terbaca, Liv tidak memperdulikannya karena ia merasa kalau orang ini membuka mulut yang ada ia akan menghinanya.
“sudah sampai” Nyx mengumumkan kesampaian mereka dan pintu kereta kuda di buka oleh seorang pemuda tampan yang memakai jas buntut serba hitam.
“Terima kasih Driff, silahkan angkat barang-barang kami ke kapal” perintah Nyx yang pertama kali turun di bantu pemuda bernama Driff itu, Ia menunduk dengan sopan lalu berjalan dengan gemulai menuju bagian belakang kertea kuda, Liv turun dari sana dan takjub melihat kapal besar yang ada di pinggir pantai, kapal itu adalah kapal layar yang besar sekali, dan dalam sekali lihat, Liv tahu ini adalah kapal yang sangat mewah.
“ayo masuk dan istirahat, aku dengar kau baru bangun, take a good shower, then eat, after that you should rest, that’s my order, kalau kau mau naik kapal ini dengan kami” kata Nyx pada dia dan berjalan dengan gemulai menuju kapal meninggalkan Liv menganga lebar karena terkejut akan aksi Nyx barusan.
“Terkejut? Begitulah Nyx, sepertinya ia menyukaimu” kata Smitha yang baru sampai, dan menghampiri Liv. Wajah Liv masih sangat terkejut, tetapi ia masih bisa mengangguk dan berjalan mengikuti Nyx, ia penasaran, orang-orang macam apa mereka, dan apakah ia bisa kembali ke desa nya dengan selamat? Dan yang lebih penting, apa yang mereka sembunyikan dari Liv, ia tahu ini pasti menyangkut desanya, tidak ada orang yang dengan suka rela mengantarnya begitu saja. Tapi ia bisa menunggu hingga kebenaran terungkap, ia yakin mereka akan memberitahunya, karena dalam hati, ia mulai mempercayai mereka semua walaupun sedikit.
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar